Selasa, 19 Agustus 2008

Tips Psikologi: Menggunakan Alat Bantu Seksual

1. Pikirkan benar-benar, apakah Anda benar-benar memerlukan alat bantu tersebut.
2. Perhatikan dampak psikologis pada pasangan. Penggunaan alat bantu sebaiknya dihindari apabila kita masih bisa memberikan kepuasan kepada pasangan “Jika kita masih bisa mengontrol hasrat seksual kita, dan jika pasangan masih bisa disembuhkan, alat bantu tidak perlu dipergunakan.” ujar Laily Hanifah M.Kes. Pimpinan Mitra Inti Foundation.
3. Jangan asal ketika memilih dan membeli alat bantu. Lihat bahan apa yang digunakan dalam membuatnya, lihat pula segi keamanannya.
4. Simpan di tempat yang aman, jangan meletakkan di sembarangan tempat. Karena apabila sudah tertempel kuman, maka alat bantu tersebut akan menularkan kuman ke dalam alat kelamin si pengguna sehingga bisa menimbulkan alergi. “Alat bantu ini sebaiknya dijaga kebersihannya dan tidak diletakkan di sembarang tempat sehingga dapat tercemar kuman yang akan menempel di alat bantu. Hal ini bisa membahayakan alat kelamin si pengguna,” ucap Laily.
5. Jaga kebersihannya, cuci setelah dipergunakan.
6. Pilih alat bantu yang aman. “Alat bantu yang aman adalah alat bantu yang direkomendasikan oleh dokter dan dilakukan sesuai dengan yang dilatihkan oleh dokter,” ujar Dra Hastaning Sakti, psikolog dari Universitas Diponegoro (UNDIP).
7. Untuk memilih alat bantu yang aman, bisa dilihat dari bahan apa yang digunakan dalam membuat alat bantu tersebut. “Cari alat bantu yang menyerupai alat kelamin yang sebenarnya, dengan ukuran yang tidak terlalu besar untuk alat bantu yang menyerupai penis seorang pria. Walaupun vagina bersifat elastic, bukan berarti alat bantu yang besar tidak menimbulkan luka apabila digunakan,” jelas Laily (inggrid namirazwara).

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book

Tidak ada komentar:

Posting Komentar